Humans may be like grains of sand of the universe... here are the small stories hidden in one of those grains, trying to figure out her purpose of existence in the vast, vast universe...

Sabtu, 25 April 2009

Loosin' Some-thing(s That Are So) Affectionate 4 Me...

tempat aku bekrja sekarang adalah sebuah perusahaan keluarga yang amat sangat kaya raya. dan orang2 kaya raya ini, bukanlah orang2 yang gila harta dan workaholic, mereka live their life to the fullest+some luxury rite in their hands, sungguh luar biasa, aku bener2 kagum sama mereka. mereka, kedua bossku yang merupakan suami istri, selalu menunjukkan afeksi mereka dalam tindakan2 kecil yang 'memperhatikan', yang memberikan semacam perasaan comfort, pada kedua anak perempuan mereka (dua anak lelaki mereka sedang belajar di Australia dan hanya pulang saat liburan tiba). aku tidak begitu bisa menjelaskan apa yang kulihat di kantor, tapi, apa yang ditunjukkan oleh kedua bossku ini membuatku berpikir suatu hal...

"Kedua orang tua aku gak pernah memperlakukan aku selembut mereka memperlakukan anak2 mereka..."

bener, entah sejak kapan, mungkin sejak adik cewe semata wayangku mulai beranjak dewasa, mungkin sejak aku mulai beranjak menjadi remaja yang punya sifat yang agak rebellious, aku jadi agak menyendiri. saat orang2 menganggap aku semacam 'monster' yang tengah berada di dalam semacam kepompong, maka respon yang bisa aku berikan pada mereka adalah 'menjauh', menjauh lebih baik daripada sakit hati berkali2, apalagi sakit hati yang ditimbulkan oleh adikku itu. kurasa dia adik yang paling nyebelin yang ada di dunia ini, kalo kalian mengenalnya dengan lebih baik, aku rasa kalian takkan merasa kalo ucapan aku ini kejam dan sebagainya.

setelah menjauh begitu lama dan memendam semuanya sekian lama sendirian, akhirnya, dia muncul dalam kehidupan aku yang udah gloomy bgt. ya, dia, sang manusia setengah malaikat itu, Albert. dia yang mengeluarkan aku dari dalam kepompong yang menyesakkan itu. dia gak hanya mengeluarkan aku, dia memanjakan aku dengan sesuatu yang sebenernya akan menjadi amat sangat beracun buat aku, sesuatu yang orang2 agungkan, yang orang2 perjuangkan dengan segala daya upaya, harta, hingga nyawa sekalipun, sebuah racun mematikan yang punya kemampuan mengacaukan logika pikiran dan nurani perasaan, racun berbahaya dan sangat menjur pada apapun di dunia yang mempunyai nurani, C I N T A.

ya, benar, cinta. itulah pertama kalinya aku mencecap apa yang dinamakan racun cinta. inilah racun yang amat sangat manis, lebih manis dari madu yang dibuat dari sari bunga manapun; amat sangat harum, lebih harum dari minyak wewangian dari bahan apapun di dunia ini; amat sangat membuat ketagihan, lebih membuat ketagihan dari mariyuana dan ganja yang kualitasnya paling top sekalipun *makanya, jauh lebih baik dan sehat ketagihan cinta daripada ketagihan narkoba, toh sama2 bracun, iya kan??? ;-)* dia yang pertama kali mengajarkan dan memberikan apa yang namanya cinta seorang cowo pada cewe untuk pertama kalinya dalam hidupku. karena dia aku tau apa itu 'manja', mungkin karena kemanjaan inilah yang akhirnya membuat aku dijauhi olehnya...

intinya, apa yang namanya affection, yang pertama kali aku rasakan, yang benar2 tulus, kurasakan adri seorang Albert. apa yang namanya kasih sayang dan perhatian yang bener2 faithful, semuanya datang adri Albert, dia yang selalu ada saat aku sedih dan butuh a shoulder to cry on... aaah, man... i really miss him, it really makes me wanna cry a river, thinkin' about him. aku bener2 kehilangan 3 sosok yang selalu aku inginkan dari hidupku, 3 figur yang sangat aku dambakan, semuanya dalam diri Albert, sahabat, kekasih, dan juga seorang kakak lelaki yang mengayomi dan mengerti...

sekarang apa bentuk affection yang aku punya? rasanya tak ada lagi. hilang sudah the only thing and also everything so affectionate yang aku miliki di dunia ini. namun, affection yang kumiliki untuk Albert tak kunjung hilang. sedetik demi sedetik aku menunggu logikaku menampar nuraniku supaya aku melupakan semua affection yang telah diberikan oleh Albert, mengatakan bahwa Albert tak lagi pantas untukku karena meninggalkan aku begitu saja, tapi tidak, hal itu tidak pernah terjadi, aku masih sebegitu mencintai Albert di dalam hatiku meskipun aku tak bisa mendengarkan suara menenangkannya, meskipun aku tak bisa melihat paras rupawannya, meskipun aku tak bisa mencium wangi tubuhnya yang menyenangkan hati, meskipun aku tak bisa merengkuh tubuhnya yang hangat, meskipun bibirku tak lagi bisa merasakan bibirnya yang lembut itu, meskipun... meskipun... meskipun...

biar apapun yang terjadi, Albert tetaplah Albert yang sangat kucintai, whatever he does and wherever he's in rite now. dia tetaplah orang yang telah dengan begitu baiknya menunjukkan cinta tanpa pamrih padaku, dia tetaplah orang yang ingin kulindungi--fisik maupun mental--lebih daripada nyawa aku sendiri...



p.s. : soal uang hilang yang waktu itu udah selesai dengan baik dan aku gak dipecat, Thank God 4 that. mungkin aku benr2 harus nazar nih, ehehehehe... ;-))))





love to live and live to love

Tidak ada komentar: